Pengaruh salinitas terhadap korosi

Salinitas adalah parameter penting dalam lingkungan akuatik yang mempengaruhi berbagai aspek fisik dan kimia. Salah satu dampak signifikan dari salinitas adalah pengaruhnya terhadap proses korosi, terutama pada struktur dan material yang terpapar air laut.

Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara salinitas dan tingkat korosi pada berbagai material, termasuk baja, aluminium, dan beton. Salinitas tinggi dalam air laut meningkatkan konduktivitas elektrolitik, yang mempercepat proses korosi melalui pembentukan ion-ion korosif.

Selain itu, keberadaan ion klorida dalam air laut berperan sebagai faktor kunci dalam memicu dan mempercepat korosi, terutama pada baja. Penelitian ini juga mencakup faktor-faktor lain yang berkontribusi pada korosi, seperti suhu, pH, dan waktu paparan.

Lihat Juga  Proteksi Katodik di Industri Perminyakan: Solusi Terhadap Korosi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan salinitas berbanding lurus dengan tingkat korosi, menegaskan pentingnya memahami dinamika salinitas untuk mitigasi risiko korosi pada struktur yang terpapar air laut. Temuan ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan strategi perlindungan dan pemeliharaan material di lingkungan maritim.

Apa itu Korosi?

Korosi adalah proses degradasi material, terutama logam, akibat interaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya. Pada dasarnya, korosi adalah pengembalian logam ke bentuk alaminya (seperti bijih logam) melalui reaksi oksidasi. Korosi menyebabkan logam kehilangan kekuatan, estetika, dan akhirnya kegunaan, yang dapat berdampak serius pada struktur dan peralatan.

Apa itu Salinitas?

Salinitas adalah ukuran jumlah garam terlarut dalam air, biasanya dinyatakan dalam satuan per seribu atau ppt (parts per thousand). Salinitas memiliki peran penting dalam mempengaruhi ekosistem air, siklus hidrologi, serta dinamika iklim bumi. Pada air laut, salinitas rata-rata adalah sekitar 35 ppt, artinya dalam setiap 1 kilogram air laut, terdapat 35 gram garam terlarut.

Lihat Juga  Bagaimana Material Non-Logam Dapat Terkena Korosi?

Proses Pembentukan Salinitas

Salinitas air laut terbentuk melalui proses alami seperti pelapukan batuan di darat yang melepaskan mineral-mineral, terutama natrium klorida (NaCl), ke sungai-sungai yang kemudian bermuara ke laut. Selain itu, aktivitas gunung berapi bawah laut dan interaksi air laut dengan kerak bumi juga turut menyumbang garam ke lautan.

Selain proses alamiah tersebut, salinitas juga dipengaruhi oleh proses evaporasi (penguapan) dan presipitasi (curah hujan). Di daerah tropis, tingkat evaporasi tinggi dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi garam karena air menguap, sementara garam tetap tertinggal di laut.

Lihat Juga  Pencegahan Korosi: Strategi Melindungi

Sebaliknya, di wilayah dengan tingkat curah hujan tinggi atau dekat sungai besar, salinitas akan lebih rendah karena air tawar yang masuk ke laut mengencerkan kadar garam.

Korosi adalah proses alami di mana logam mengalami kerusakan atau degradasi karena reaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya. Dalam istilah yang lebih sederhana, korosi adalah proses “perkaratan” logam, di mana logam berinteraksi dengan elemen-elemen seperti air dan oksigen yang menyebabkan perubahan fisik dan kimia pada logam, sehingga menjadi lebih lemah, rapuh, dan bisa hancur.

 

Kreator: Razan Cahyohartoto

Bersumber dari Website Kompasiana.com

By indocor